ULASAN SURAT LAMARAN PEKERJAAN
Surat Lamaran Pekerjaan
Surat lamaran pekerjaan adalah surat resmi yang ditulis secara pribadi untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan. Pelamar menuliskan keinginannya untuk melamar pekerjaan dengan mencantumkan informasi yang dibutuhkan. Surat lamaran pekerjaan berisi informasi mengenai dasar melamar pekerjaan, data diri, penjelasan mengenai kemampuan yang dimiliki, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan beberapa keterangan tambahan pelamar. Surat lamaran pekerjaan dapat dikirimkan dengan dua cara, yaitu pengiriman berkas langsung melalui pos atau jasa pengiriman lain dan pengiriman bekas melalui email atau surat elektronik (surel).
Sistematika surat lamaran pekerjaan terdiri atas kepala surat, badan surat, dan kaki surat. Kepala surat dalam surat lamaran pekerjaan berbeda dengan surat resmi yang lain. Badan surat berisi permohonan pekerjaan dan identitas pelamar. Pada bagian ini, perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai kualifikasi pelamar. Informasi pada setiap bagian sistematika harus disampaikan dengan singkat dan padat.
Unsur-unsur surat lamaran pekerjaanterdapat dalam bagian sistematika. Unsur- unsur surat lamaran pekerjaan, antara lain sebagai berikut:
a. tempat dan tanggal pembuatan surat: berisi nama kota, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan surat;
b. lampiran: berisi jumlah dokumen yang disertakan dlaam surat lamaran;
c. perihal: berisi tujuan pembuatan surat;
d. alamat surat: berisi nama orang/ perusaahaan dan alamat yang dituju;
e. pembuja surat: berisi salam pembuka dan keterangan mengenai informasi lowongan pekerjaan;
f. permohonan diri: berisi pernyataan melamar pekerjaan;
g. identitas diri: berisi informasi atau data diri pelamar;
h. kualifikasi pelamar: berisi daftar lampiran yang digunakan sebagai bahan pertimbangan;
i. penutup: berisi ucapan terima kasih;
j. salam penutup;
k. tanda tangan pelamar; dan
l. nama lengkap pelamar.
Surat lamaran pekerjaan harus dibuat dengan jelas. Identitas pihak yang mengirim dan yang dituju harus jelas, misalnya kejelasan nama dan alamatnya. Pelamar pekerjaan wajib melengkapi surat lamaran pekerjaan dengan bukti identitas yang jelas. Dengan demikian, pihak yang memberi pekerjaan bisa mendapatkan informasi pelamar dengan jelas. Pelamar sebaiknya dapat meyakinkan pihak perusahaan yang dituju dengan kalimat-kalimat persuasif mengenai keahlian-keahliannya.
Saat Anda menulis surat lamaran pekerjaan, bacalah kembali teks lebih dari sekali untuk memastikan kelengkapan informasiyang diperlukan. Lakukanlah revisi pada surat tersebut dengan memperhatikan tanggal, tempat, dan identitas. Presentasi dilakukan untuk memberi pemaparan pada audiens tentang sebuah permasalahan yang disajikan semenarik mungkin. Saat memberi tanggapan, pastikanlah Anda memberi alasan yang jelas dan objektif. Sampaikanlah tanggapan Anda dengan jelas dengan bahasa yang santun dan tidak berbelit-belit.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) digunakan sebagai acuan dalam penulisan teks resmi, salah satunya adalah surat lamaran pekerjaan. Penulisan ejaan pada sebuah teks meliputi hal-hal berikut.
a. Penulisan huruf;
b. Penulisan kata;
c. Penulisan angka;
d. Penulisan lambang;
e. Penulisan unsur serapan;
f. Penggunaan tanda baca.
Adapun lampiran dari surat lamaran pekerjaan antara lain:
1. Fotokopi identitas diri
2. Fotokopi ijazah terakhir
3. Surat keterangan kelakuan baik
4. Surat keterangan pencari kerja
5. Daftar riwayat hidup (CV)
6. Foto
Adapun lampiran dari surat lamaran pekerjaan antara lain:
1. Fotokopi identitas diri
2. Fotokopi ijazah terakhir
3. Surat keterangan kelakuan baik
4. Surat keterangan pencari kerja
5. Daftar riwayat hidup (CV)
6. Foto
Penulisan dalam surat lamaran kerja harus memakai bahasa baik, sopan dan juga simpatik supaya dapat menarik hati seseorang yang telah memberikan lowongan pekerjaan itu. Di dalam penulisan ini, kalian pun harus memakai kalian efektif, komunikatif, memakai bahasa baku dan ejaannya pun harus tepat dan benar. Semuanya itu perlu ditulis maupun diketik secara rapid an jelas.
Ketika menulis surat lamaran kerja, selain dengan memerhatikan dari sistematikannya maka kalian juga perlu memerhatikan dari penggunaan kebahasaanya, misalnya struktur, kejelasan kaliamt, diksi, hubungan antar kalimat dan EYD.
Menurut struktrnya, kalian bisa melihat dari susunan kalimatnya, misalnya seperti pada contoh berikut :
• Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. => benar
• Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. => salah
• Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. => salah
Pilihan kata/ diksi pada surat lamaran kerja ini harus tepat. Hal tersebut bisa dilihat pada contoh berikut :
• Dengan hormat, => benar
• Dengan salam, => salah
• Dengan salam, => salah
Pemakaian kalimat juga perlu singkat dan jelas. Jangan menuliskan panjang lebar sebab hal ini dapat membuat jenuh ketika membacanya. Berikut contoh dari kalimat singkat dan jelas :
Demikian permohonan saya, agar bisa dipertimbangkan
Adapun tentang hubungan antar kaliamt/ kohesi, harus dapat saling berhubungan antar kalimat satu dan lainnya. selain itu, kalian juga harus memperhatikan tanda baca. Seperti contoh di bawah ini :
• PT. GAS Surabaya => salah
• PT GAS Surabaya => benar
• PT GAS Surabaya => benar
Jadi, seharusnya “PT” ini tidak diikuti tanda baca (.)
III.A.1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
- Mereka duduk di sana.
- Dia akan datang pada pertemuan itu.
III.A.2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
- I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi
B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
C. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi - 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
...
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional, dan
c) alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara ....
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional, dan
c) alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara ....
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti pada Misalnya III.A.2.b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
- Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
- Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
- Bagan 2 Struktur Organisasi
- Bagan 2.1 Bagian Umum
- Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa Indonesia
- Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
- Gambar 1 Gedung Cakrawala
- Gambar 1.1 Ruang Rapat
III.A.3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
- pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
- 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
- 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
- 00.00.30 jam (30 detik)
III.A.4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
- Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
- Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.
III.A.5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
- Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
- Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
- Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
- Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
- Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa halaman 1305.
- Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
- Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
- Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
- Gambar 3 Alat Ucap Manusia
- Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
- Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330 - Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta Timur - Indrawati, M.Hum.
Jalan Cempaka II No. 9
Jakarta Timur - 21 April 2013
- Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)
I.F.1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya:
- Apa maksudnya?
- Dia membaca buku.
- Kita harus bekerja keras.
- Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
I.F.2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Misalnya:
- Amir Hamzah
- Dewi Sartika
- Halim Perdanakusumah
- Wage Rudolf Supratman
- Jenderal Kancil
- Dewa Pedang
- Alessandro Volta
- André-Marie Ampère
- Mujair
- Rudolf Diesel
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
- ikan mujair
- mesin diesel
- 5 ampere
- 10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
- Abdul Rahman bin Zaini
- Siti Fatimah binti Salim
- Indani boru Sitanggang
- Charles Adriaan van Ophuijsen
- Ayam Jantan dari Timur
- Mutiara dari Selatan
Catatan
PUEBI 2015 menambahkan (1) penjelasan "termasuk julukan" pada I.F.2., misalnya Jendral Kancil dan Dewa Pedang; serta (2) penjelasan "yang bermakna 'anak dari'" pada catatan kedua. Kedua tambahan ini tampaknya bertujuan untuk memperjelas pedoman sebelumnya.
I.F.3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
- Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
- Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
- "Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
- "Besok pagi," katanya, "mereka akan berangkat."
I.F.4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan
Misalnya:
- Islam
- Alquran
- Kristen
- Alkitab
- Hindu
- Weda
- Allah
- Tuhan
- Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
- Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
I.F.5.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
- Sultan Hasanuddin
- Mahaputra Yamin
- Haji Agus Salim
- Imam Hambali
- Nabi Ibrahim
- Raden Ajeng Kartini
- Doktor Mohammad Hatta
- Agung Permana, Sarjana Hukum
- Irwansyah, Magister Humaniora
I.F.5.b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
- Selamat datang, Yang Mulia.
- Semoga berbahagia, Sultan.
- Terima kasih, Kiai.
- Selamat pagi, Dokter.
- Silakan duduk, Prof.
- Mohon izin, Jenderal.
I.F.6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
- Wakil Presiden Adam Malik
- Perdana Menteri Nehru
- Profesor Supomo
- Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
- Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
- Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Gubernur Papua Barat
I.F.7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
- bangsa Indonesia
- suku Dani
- bahasa Bali
Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
- pengindonesiaan kata asing
- keinggris-inggrisan
- kejawa-jawaan
I.F.8.a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
- tahun Hijriah
- tarikh Masehi
- bulan Agustus
- bulan Maulid
- hari Jumat
- hari Galungan
- hari Lebaran
- hari Natal
I.F.8.b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
- Konferensi Asia Afrika
- Perang Dunia II
- Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
- Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
- Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
I.F.9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
- Jakarta
- Asia Tenggara
- Pulau Miangas
- Amerika Serikat
- Bukit Barisan
- Jawa Barat
- Dataran Tinggi
- Dieng Danau Toba
- Jalan Sulawesi
- Gunung Semeru
- Ngarai Sianok
- Jazirah Arab
- Selat Lombok
- Lembah Baliem
- Sungai Musi
- Pegunungan Himalaya
- Teluk Benggala
- Tanjung Harapan
- Terusan Suez
- Kecamatan Cicadas
- Gang Kelinci
- Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
- berlayar ke teluk mandi di sungai
- menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
- jeruk bali (Citrus maxima)
- kacang bogor (Voandzeia subterranea)
- nangka belanda (Anona muricata)
- petai cina (Leucaena glauca)
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
- Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
- Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
- Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
- Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
- Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.
Catatan
PUEBI 2015 menambahkan cara pembedaan unsur nama geografi yang menjadi bagian nama diri (proper name) dan nama jenis (common name).
I.F.10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
- Republik Indonesia
- Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
- Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
- Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
I.F.11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulangsempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
- Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
- Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
- Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
- Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".
I.F.12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
- S.H. = sarjana hukum
- S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
- S.S. = sarjana sastra
- M.A. = master of arts
- M.Hum. = magister humaniora
- M.Si. = magister sains
- K.H. = kiai haji
- Hj. = hajah
- Mgr. = monseigneur
- Pdt. = pendeta
- Dg. = daeng
- Dt. = datuk
- R.A. = raden ayu
- St. = sutan
- Tb. = tubagus
- Dr. = doktor
- Prof. = profesor
- Tn. = tuan
- Ny. = nyonya
- Sdr. = saudara
Catatan
PUEBI 2015 menambahkan contoh gelar lokal Daeng dan Datuk.
I.F.13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
- "Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan. Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
- "Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
- Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
- "Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"
- "Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak."
Catatan
PUEBI 2015 menambahkan penjelasan penulisan kata atau ungkapan lain yang digunakan sebagai penyapaan ditulis dengan huruf kapital, misalnya Kutu Buku.
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
- Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
- Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
- Sudahkah Anda tahu?
- Siapa nama Anda?
Aturan Menulis Gelar Yang Tepat
Padahal dalam penulisan gelar haruslah tepat, karena ini mengandung informasi tentang satu orang yang bisa saja diperlukan oleh orang lain. Untuk menuliskan gelar ini jika ada kesalahan maka itu bisa dimaknai berbeda juga oleh orang lain. Maka dari itu kamu perlu tahu bahwa untuk menulis gelar ternyata ada aturan, serta cara yang benar dan sesuai dengan EYD. Pemerintah telah mengeluarkan tata cara dan aturan tentang penulisan gelar seseorang agar tidak ada kesalahan dalam penulisannya. Tata cara dan aturan menulis gelar yang harus kamu tahu antara lain:
- Gelar yang diperoleh dituliskan sebelum atau setelah nama lengkap seseorang
- Setiap gelar yang dituliskan diharuskan memakai tanda titik (.) untuk menghubungkan huruf yang satu dengan satu huruf lainnya
- Jika gelar ditulis setelah nama maka setelah nama harus ada tanda koma (,) untuk memisahkannya
- Jika seseorang mempunyai gelar lebih dari satu maka cara penulisannya adalah masing-masing gelar yang ditulis dipisahkan dengan tanda koma (,). Untuk contoh sebagai berikut Sari Nasution, S.Pd.,S.H.
Karena di Indonesia ada banyak jenjang sekolah atau perguruan tinggi maka cara penulisan gelar yang benar akan kita informasikan berdasarkan tingkat pendidikannya beserta singkatannya yang banyak digunakan di Indonesia seperti:
Gelar untuk Diploma Satu (D1)
- Ahli Pratama : A.P.
Gelar untuk Diploma Dua (D2)
- Ahli Muda : A.Ma.
Gelar untuk Diploma Tiga (D3)
- Ahli Madya : A.Md.
Singkatan lain berdasarkan jenis jurusannya antara lain:
- Ahli Madya Pariwisata = A.Md.Par.
- Ahli Madya Pendidikan = A.Md.Pd.,
- Ahli Madya Kebidanan = A.Md.Bid.
- Ahli Madya Keperawatan = A.Md.Per.
- Ahli Madya Kesehatan = A.Md.Kes.
Contoh penulisan gelar untuk Diploma yang benar adalah :
- Indah Pertiwi A.P.Par. = Ahli Pratama Pariwisata
- Indah Pertiwi A.P.Kom. = Ahli Pratama Komputer
- Indah Pertiwi A.Ma.Pust. = Ahli Muda Perpustakaan
- Indah Pertiwi A.Ma.Pd. = Ahli Muda Pendidikan
- Indah Pertiwi A.Md.Ak. = Ahli Madya Akuntansi
- Indah Pertiwi A.Md.Kom. = Ahli Madya Komputer
- Indah Pertiwi A.Md.Far. = Ahli Muda Farmasi
- Indah Pertiwi A.Md.Keb. = Ahli Muda Kebidanan
- Indah Pertiwi A.Md.Kep. = Ahli Madya Keperawatan
- Indah Pertiwi A.Md.K.G. = Ahli Madya Kesehatan Gigi
Cara penulisan gelar Sarjana
Untuk gelar Sarjana ada dua macam yaitu gelar Sarjana dari universitas dalam negeri dan yang kedua yaitu dari universitas luar negeri. Untuk adalah contoh penulisan gelar Sarjana dari universitas dalam negeri yang umum dipakai di Indonesia adalah sebagai berikut:
- S.Ag. (Sarjana Agama)
- S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
- S.Si. (Sarjana Sains)
- S.Psi. (Sarjana Psikologi)
- S.Hum. (Sarjana Humaniora)
- S.Kom. (Sarjana Komputer)
- S.Sn. (Sarjana Seni)
- S.Pt. (Sarjana Peternakan)
- S.Ked. (Sarjana Kedokteran)
- S.Th.I. (Sarjana Theologi Islam)
- S.Kes. (Sarjana Kesehatan)
- S.Sos. (Sarjana Sosial)
- S.Kar. (Sarjana Karawitan)
- S.Fhil. (Sarjana Filsafat)
- S.T. (Sarjana Teknik)
- S.P. (Sarjana Pertanian)
- S.S. (Sarjana Sastra)
- S.H. (Sarjana Hukum)
- S.E. (Sarjana Ekonomi)
- S.Th.K. (Sarjana Theologi Kristen)
- S.I.P. (Sarjana Ilmu Politik)
- S.K.M. (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
- S.H.I. (Sarjana Hukum Islam)
- S.Sos.I. (Sarjana Sosial Islam)
- S.Fil.I. (Sarjana Filsafat Islam)
- S.Pd.I. (Sarjana Pendidikan Islam)
Sedangkan untuk contoh penulisan gelar Sarjana yang benar adalah sebagai berikut:
- Abdul Iksan, S.Pd.I. = Sarjana Pendidikan Islam
- Abdul Iksan, S.H.I. = Sarjana Hukum Islam
- Abdul Iksan, S.Kom. = Sarjana Komputer
- Abdul Iksan, S.Sos. = Sarjana Sosial
- Abdul Iksan, S.H. = Sarjana Hukum
- Abdul Iksan, S.E. = Sarjana Ekonomi
- Abdul Iksan, S.Kes. = Sarjana Kesehatan
- Abdul Iksan, S.Pd. = Sarjana Pendidikan
- Abdul Iksan, S.Ked. = Sarjana Kedokteran
- Abdul Iksan, S.T. = Sarjana Teknik
Cara penulisan gelar Magister
Cara penulisan gelar yang benar untuk seseorang yang telah menyelesaikan studinya di tingkat S2 atau Magister biasanya ditulis dengan huruf M besar kemudian baru bidang studinya. Berikut ini berbagai gelar magister yang ada di Indonesia yaitu:
- Magister Administrasi Bisnis (M.A.B.)
- Magister Administrasi Pendidikan (M.A.Pd.)
- Magister Administrasi Publik (M.A.P.)
- Magister Administrasi Rumah Sakit (M.A.R.S.)
- Magister Agama (M.A./M.Ag., sekarang M.Ag.)
- Magister Agama bidang Hukum (M.A.Hk.)
- Magister Agama bidang Humaniora (M.A.Hum.)
- Magister Agama bidang Kedokteran (M.A.Ked.)
- Magister Agama bidang Pendidikan (M.A.Pd.)
- Magister Agama bidang Sains (M.A.Si.)
- Magister Agrikultur (M.Agri.)
- Magister Akuntansi (M.Ak.)
- Magister Arsitektur (M.Ars.)
- Magister Biomedik (M.Biomed)
- Magister Desain (M.Ds.)
- Magister Divinitas (M.Div.)
- Magister Ekonomi (M.E.)
- Magister Ekonomi Islam (M.E.I.)
- Magister Ekonomi Syariah (M.E.Sy.)
- Magister Epidemiologi (M.Epid.)
- Magister Farmasi (M.Farm.)
- Magister Farmasi Klinik (M.Farm.Klin.)
- Magister Filsafat (M.Fil.)
- Magister Filsafat Islam (M.Fil.I.)
- Magister Hukum (M.H.)
- Magister Hukum Islam (M.H.I.)
- Magister Hukum Kesehatan (M.H.Kes.)
- Magister Humaniora (M.Hum.)
- Magister Ilmu Administrasi (M.A.)
- Magister Ilmu Biomedik (M.Si.Biomed.)
- Magister Ilmu Kepolisian (M.I.K.)
- Magister Ilmu Kesejahteraan Sosial (M.Kesos.)
- Magister Ilmu Komputer (M.Kom.)
- Magister Ilmu Komunikasi (M.I.Kom.)
- Magister Ilmu Pertahanan (M.Han.)
- Magister Ilmu Politik (M.I.Pol.)
- Magister Ilmu Syariah (M.Sy.)
- Magister Ilmu Ushuluddin (M.Ud.)
- Magister Kebidanan (M.Keb.)
- Magister Kedokteran Kerja (M.K.K.)
- Magister Kedokteran Tropis (M.Ked.Trop.)
- Magister Kehutanan (M.Hut.)
- Magister Kenotariatan (M.Kn.)
- Magister Keolahragaan (M.Kor.)
- Magister Keperawatan (M.Kep.)
- Magister Kesehatan (M.Kes.).
- Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.)
- Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (M.K.K.K.)
- Magister Komputer (M.Kom.)
- Magister Manajemen (M.M.)
- Magister Manajemen Agribisnis (M.M.A.)
- Magister Manajemen Pariwisata (M.Par.)
- Magister Manajemen Pendidikan (M.M.Pd.)
- Magister Manajemen Rumah Sakit (M.M.R.)
- Magister Manajemen Sistem Informasi (M.M.S.I.)
- Magister Manajemen Teknik (M.M.T.)
- Magister Marine (M.Mar.)
Terima Kasih :)
Komentar
Posting Komentar